Selasa, 29 Desember 2009

Long Journey, Nganjuk – Pacitan – Wonogiri – Solo - Nganjuk

PART II : PACITAN, mandi air hangat

09:52 s/d 11:00 : Pemandian Air Panas Pacitan Tirto Husodo

Setelah jalan berliku dan berkelok-kelok, yang membikin mabuk keponakanku dan ibunya, akhirnya kami sampai juga di tempat wisata air panas Tirto Husodo. Katanya sih, kalo kita mandi disini dipercaya penyakit-penyakit kita terutama gatal-gatal akan hilang. Percaya gak percaya, coba saja sendiri. Sekilas tentang pemandian Tirti Husodo yang kusadur dari http://www.pacitanweb.com/Jawa-Timur-Indonesia/Wisata-Pacitan/pemandian-air-panas-pacitan.html, berikut ini ringkasannya :

Pemandian air panas pacitan terletak di Kecamatan arjosari Kabupaten pacitan yang lebih terkenal degan nama pemandian TIRTO HUSODO tepatnya di Coordinates: 8°5'27"S 111°7'49"E tetapi masyarakat sekitar lebih mengenal dengan nama BANYU ANGET, entah mengapa mereka lebih memilih nama ini mungkin karena bahasa yang di pakai sehari adalah bahasa jawa jadi nama BANYU ANGET mungkin lebih enak didengar daripada TIRTO HUSODO atau Pemandian air panas di Pacitan.

Obyek air panas di pacitan - TIRTO HUSODO Berjarak Kurang Lebih 15 km dari arah kota pacitan, dapat ditempuh kurang lebih 30 menit perjalanan dari kota pacitan. bila anda mengendarai kendaraan pribadi belokan kendaraan anda didekat pasar Arjosari, lokasinya ± 3 km ke arah utara. Jangan dulu merasa bosan untuk sampai di gerbang pemandian air panas di pacitan - TIRTO HUSODO. Sebab selepas belok kiri dari pasar Arjosari, Anda disuguhi pemandangan alam pedesaan berupa sungai - sungai kecil dengan air jernih, persawahan dengan burung-burung bangau atau burung-burung pipit yang lincah mencuri perhatian petani untuk memakan padi.

Selain rangkaian pemandangan itu, Anda juga bisa menyaksikan dari kejauhan bukit - bukit kapur khas Pacitan. Suasana ini tentunya sudah memberi nilai tambah bagi kesegaran rohani Anda.

Tuh, di webnya pacitan lebih jelas kan sumbernya. Aku hanya tinggal meng copy paste saja, he..he... Di pemandian air panas ini ada 4 kolam dan satu tempat untuk spa. Kolam-kolam tersebut terbagi atas 1 kolam induk, 2 kolam untuk dewasa dengan masing-masing kedalamannya yang berbeda dan 1 kolam anak-anak.

Kolam induk, adalah tempat sumber air panas itu muncul. Di kolam ini, tidak diperkenankan mandi. Oleh sebab itu, kolam ini dipagari.









Tuh kan, ada papan larangannya. Tapi biasanya orang Indonesia kalo ada larangan pasti di langgar. Tapi disini tidak berani, soalnya kalo dilanggar pasti bakalan melepuh tuh kulitnya.. he..he..he.

Kolam kedua adalah untuk dewasa, dengan kedalaman yang relatif lebih dalam dibanding kolam-kolam lain. Air di kolam ini juga relatif lebih hangat. Kolam ke dua ini berada persis dibawah kolam induk. Sehingga, airnya juga relatif lebih hangat.









Kolam ketiga ada di sisi kiri dari kolam kedua, agak berseberangan. Kolam ini airnya relatif lebih dingin dibanding kolam kedua. Makanya kolam ini relatif lebih ramai, dimungkinkan juga lebih ramainya ini karena kedalaman kolam ini yang tidak begitu dalam.









Lihatlah, kolam ketiga begitu ramai bukan? Coba bandingkan dengan kolam yang ke dua.

Nah, kolam terakhir adalah untuk anak-anak. Kolam ini Cuma sedalam dibawah lutut orang dewasa. Airnya tidak lagi panas, tetapi lebih ke hangat hangat kuku. Anak kecil cukup senang bermain di kolam ini.









Bila bosan mandi di kolam, bisa juga mandi di dalam kamar mandi. Airnya, hmmm... cukup panas. Sama dengan air yang berada di kolam pertama. Jadi jangan harap menemukan air yang dingin disini, kecuali air mineral yang ku bawa... ha..ha..ha. Atau bila bosan berendam di kolam, silahkan menikmati spa. Sayang penulis kurang hapal tarif untuk spa nya.









Setelah berpuas-puas mandi hangat, kami melanjutkan perjalanan ke pantai Teleng Ria. Capek juga ya mandi-mandi di kolam...

Long Journey, Nganjuk – Pacitan – Wonogiri – Solo - Nganjuk

Part I – Perjalanan Awal, berangkat menuju kota Pacitan

04:30 s/d 05:45 : Nganjuk, Home.

Kami sudah harus bangun dan mandi serta mempersiapkan barang-barang yang akan kami bawa untuk liburan. Karena nanti kami akan berangkat jam 5 pagi. Berhubung tadi malam sudah dipersiapkan, jadi semua agak terasa ringan. Oh iya, di dalam rombongan ini kami ada 8 orang dewasa (termasuk sopir) ditambah 2 anak kecil, ponakanku yang lucu. Kendaraan yang akan kami pakai datang tepat waktu, yaitu jam 05:00. Tetapi kami belum terlalu siap. Sehingga molorlah keberangkatan kami. Kami molor +/- 45 menit. Ya normal lah, seperti kalo kita naik pesawat terbang, kan pasti ada delaynya, he..he..he.

05:45 s/d 08:00 : Start a journey...

Berangkatlah rombongan kami dengan santai. Lumayan enak lo kendaraan ini (KIA Pregio), bisa diisi banyak orang, tp space nya masih longgar. Nih kondisi di dalam kendaraannya :

Sang penulis hanya kelihatan kakinya tuh, karena ada di belakang he..he. Wah, tapi ada sedikit masalah. Ternyata setelah pak Sopir mengecek, tidak ditemukan kunci roda. Wah bisa gawat nih kalo tidak ada kunci roda. Yah, akhirnya kita mampir sebentar ke yang empunya motor, kebetulan jalannya searah dengan yang kita lewati. Ternyata kunci rodanya ada, tapi tidak jadi satu dengan dongkrak dan sebagainya. Oke, problem solved. Let's start a journey.... Saat asyik menikmati pemandangan di daerah Bagor, kami dihentikan oleh pengendara motor yaang berboncengan. Wah, aku pikir ini temannya mas Andik, sang sopir. Kakakku Nining malah mengira kalo orang itu mau mengantarkan kunci roda. Dan ternyata.... Orang itu mencari mbak Lilik. Ya elah... Salah bu. Tidak ada mbak Lilik, adanya Mbak Nina kata ayahku. He..he, ada ada saja. Wong nyari Mbak Lilik kok ditawari nyari mbak Nina. Ah lanjut dah.

Sepanjang perjalanan, kami mengobrol dan guyon-guyon. Melihat kota kota yang dilewati seperti Madiun dengan pabrik gula Redjo Agung nya, Dolopo dengan cerita Mbak Emi teman mbak Nining, dan sebagainya. Sampe di kota Ponorogo, perut kami terasa lapar. Kami pengen sarapan. Sebetulnya ibu dah memasak lauk dan bawa nasi, tapi kami lagi pengen makan nasi pecel. Ya sudah, kami hunting nasi pecel. Yang ini, yang itu, wih banyak pilihannya. Akhirnya kami berhenti di sebuah warung di daerah Slahung, jalan raya Pacitan – Ponorogo. Lumayan enak nasi pecelnya, ada tempe gembosnya yang enak. Plus segelas teh, kenyang rasanya perut ini. Setelah semuanya kenyang, kita langsung jalan lagi.

Di sepanjang jalan ini, kakakku bercerita kalo makanan nasi pecel tadi sangatlah amat murah. Tidak sampai Rp. 50.000. Wow, sangat fantastis. Seandainya biaya makan di Surabaya semurah itu, bisa cepet kaya nih....

08:00 s/d 09:52 : Jalan sempit Berliku, bikin mual....

Perjalanan berlanjut. Sekarang memasuki kawasan hutan, dimana jalan-jalan berliku dan terkadang amat sempit. Tapi busyet...!!! Ada trailer lewat juga disini. Kami harus sangat menepi untuk saling bersimpangan. Hmmm..., sangat mengerikan. Untungnya tidak ada trailer lain saat bersimpangan. Tidak bisa kubayangkan bila 2 trailer tersebut ber simpangan... Tapi, pemandangan selama perjalanan cukup menakjubkan. Hutan hijau, dengan tebing2 yang curam, serta jalanan yang berliku tiada batas. Bikin perut mulai bergejolak, mual. Ini beberapa foto pemandangannya :















Wow, akhirnya gara gara jalan yang berliku tiada habis, bikin keponakanku Nira mabuk. Bajunya kotor oleh muntahannya. Kasihan. Akhirnya kami berhenti sebentar untuk mengganti bajunya. Nah, pas berhenti sejenak, kami memanfaatkan untuk foto-foto sejenak. Dan, inilah hasilnya :































Wah, kasihan ya si Nira. Sampe lemes begitu wajahnya. Akhirnya setelah selesai berganti baju dan berfoto, kami melanjutkan perjalanan lagi. Kami akan menuju pemandian air panas Tirto Husodo. Eh, tapi ngomong ngomong sebelum kami berjalan lagi, mobil kami sempet mogok, gak mau distarter. Akhirnya, kami cowok-cowok (kakak ipar dan ayah) mendorong mobil. Untung jalannya menurun. Gak bisa bayangin kalo jalannya naik, weh.....

Kekuatan yang Tiada Kira....

Hari ini aku melakukan stok opname di klienku. Stok opname akhir tahun dan kebetulan hari ini adalah stok opname untuk barang dalam proses (BDP). Opname BDP ini menurutku sih simpel, tapi berhubung ada ketidak teraturan dalam penempatan barang , maka barangnya bercampur baur jenisnya. Barang-barang yang lama berada di bawah barang-barang yang baru. Sehingga bila mau melakukan stok opname harus membongkar ulang barang-barang yang menumpuki di atas nya. Dan disinilah aku tahu, para tenaga kerja kuli nya cukup kuat. Bayangkan saja, barang seberat 102 Kg, 120 Kg diangkat sendiri. Hebat tidak...!!! Meskipun untuk memulai mengangkatnya diperlukan bantuan 2-3 orang teman. Tetapi saat berjalan, mereka kuat-kuat saja dan dengan entengnya kadang mereka bersenda gurau dengan teman lainnya.

Disini yang kulihat, betapa para kuli angkut tersebut mensyukuri hidup mereka. Tidak ada keluh kesah yang keluar dari mulutnya. Tidak ada rasa kecewa dalam dirinya. Dia menghadapi semuanya dan mengangkat bebannya yang berat dengan senyuman dan bahkan tawa. Betapa hebatnya mereka. Dari sinilah kita seharusnya bisa mensyukuri apa yang kita miliki. Disaat orang lain mengeluarkan keringat hanya untuk beberapa ribu rupiah per kilogramnya, kita berada di ruang ber AC dengan gaji yang pasti lebih dari mereka.

Marilah kita bersyukur dengan apa yang kita miliki saat ini, apa yang kita dapatkan saat ini. Karena rejeki yang kita dapat, yang bagi kita masih terasa kurang, tetapi bagi orang lain hal itu sangat berlebih. Marilah kita bersyukur, karena kita memiliki ilmu yang lebih, sehingga kita tidak perlu bersusah payah memeras keringat sedemikian rupa untuk mendapatkan beberapa ribu rupiah. Bersyukurlah kita bahawa ayah ibu kita masih bisa memberikan pendidikan yang lebih. Bersyukurlah apa yang telah kita dapatkan selama ini.

Sudahkah kita bersyukur hari ini...???