04:30 s/d 05:45 : Nganjuk, Home.
Kami sudah harus bangun dan mandi serta mempersiapkan barang-barang yang akan kami bawa untuk liburan. Karena nanti kami akan berangkat jam 5 pagi. Berhubung tadi malam sudah dipersiapkan, jadi semua agak terasa ringan. Oh iya, di dalam rombongan ini kami ada 8 orang dewasa (termasuk sopir) ditambah 2 anak kecil, ponakanku yang lucu. Kendaraan yang akan kami pakai datang tepat waktu, yaitu jam 05:00. Tetapi kami belum terlalu siap. Sehingga molorlah keberangkatan kami. Kami molor +/- 45 menit. Ya normal lah, seperti kalo kita naik pesawat terbang, kan pasti ada delaynya, he..he..he.
05:45 s/d 08:00 : Start a journey...
Berangkatlah rombongan kami dengan santai. Lumayan enak lo kendaraan ini (KIA Pregio), bisa diisi banyak orang, tp space nya masih longgar. Nih kondisi di dalam kendaraannya :
Sang penulis hanya kelihatan kakinya tuh, karena ada di belakang he..he. Wah, tapi ada sedikit masalah. Ternyata setelah pak Sopir mengecek, tidak ditemukan kunci roda. Wah bisa gawat nih kalo tidak ada kunci roda. Yah, akhirnya kita mampir sebentar ke yang empunya motor, kebetulan jalannya searah dengan yang kita lewati. Ternyata kunci rodanya ada, tapi tidak jadi satu dengan dongkrak dan sebagainya. Oke, problem solved. Let's start a journey.... Saat asyik menikmati pemandangan di daerah Bagor, kami dihentikan oleh pengendara motor yaang berboncengan. Wah, aku pikir ini temannya mas Andik, sang sopir. Kakakku Nining malah mengira kalo orang itu mau mengantarkan kunci roda. Dan ternyata.... Orang itu mencari mbak Lilik. Ya elah... Salah bu. Tidak ada mbak Lilik, adanya Mbak Nina kata ayahku. He..he, ada ada saja. Wong nyari Mbak Lilik kok ditawari nyari mbak Nina. Ah lanjut dah.
Sepanjang perjalanan, kami mengobrol dan guyon-guyon. Melihat kota kota yang dilewati seperti Madiun dengan pabrik gula Redjo Agung nya, Dolopo dengan cerita Mbak Emi teman mbak Nining, dan sebagainya. Sampe di kota Ponorogo, perut kami terasa lapar. Kami pengen sarapan. Sebetulnya ibu dah memasak lauk dan bawa nasi, tapi kami lagi pengen makan nasi pecel. Ya sudah, kami hunting nasi pecel. Yang ini, yang itu, wih banyak pilihannya. Akhirnya kami berhenti di sebuah warung di daerah Slahung, jalan raya Pacitan – Ponorogo. Lumayan enak nasi pecelnya, ada tempe gembosnya yang enak. Plus segelas teh, kenyang rasanya perut ini. Setelah semuanya kenyang, kita langsung jalan lagi.
Di sepanjang jalan ini, kakakku bercerita kalo makanan nasi pecel tadi sangatlah amat murah. Tidak sampai Rp. 50.000. Wow, sangat fantastis. Seandainya biaya makan di Surabaya semurah itu, bisa cepet kaya nih....
08:00 s/d 09:52 : Jalan sempit Berliku, bikin mual....
Perjalanan berlanjut. Sekarang memasuki kawasan hutan, dimana jalan-jalan berliku dan terkadang amat sempit. Tapi busyet...!!! Ada trailer lewat juga disini. Kami harus sangat menepi untuk saling bersimpangan. Hmmm..., sangat mengerikan. Untungnya tidak ada trailer lain saat bersimpangan. Tidak bisa kubayangkan bila 2 trailer tersebut ber simpangan... Tapi, pemandangan selama perjalanan cukup menakjubkan. Hutan hijau, dengan tebing2 yang curam, serta jalanan yang berliku tiada batas. Bikin perut mulai bergejolak, mual. Ini beberapa foto pemandangannya :
Wow, akhirnya gara gara jalan yang berliku tiada habis, bikin keponakanku Nira mabuk. Bajunya kotor oleh muntahannya. Kasihan. Akhirnya kami berhenti sebentar untuk mengganti bajunya. Nah, pas berhenti sejenak, kami memanfaatkan untuk foto-foto sejenak. Dan, inilah hasilnya :
Wah, kasihan ya si Nira. Sampe lemes begitu wajahnya. Akhirnya setelah selesai berganti baju dan berfoto, kami melanjutkan perjalanan lagi. Kami akan menuju pemandian air panas Tirto Husodo. Eh, tapi ngomong ngomong sebelum kami berjalan lagi, mobil kami sempet mogok, gak mau distarter. Akhirnya, kami cowok-cowok (kakak ipar dan ayah) mendorong mobil. Untung jalannya menurun. Gak bisa bayangin kalo jalannya naik, weh.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar